Sejarah mencatat bahwa Negara Babilonia adalah salah satu peradaban tertua di dunia. Terletak di wilayah Mesopotamia, yang sekarang merupakan bagian dari wilayah Irak modern, Negara Babilonia memiliki sejarah yang kaya dan menarik.
Babilonia didirikan oleh suku Akkadia pada abad ke-24 SM. Pada saat itu, kota ini masih relatif kecil dan tidak memiliki pengaruh politik yang signifikan. Namun, pada abad ke-18 SM, Babilonia mulai tumbuh dan berkembang di bawah pemerintahan Hammurabi, raja pertama dari Dinasti Pertama Babilonia.
Hammurabi terkenal karena menyusun Kode Hammurabi, salah satu hukum tertulis tertua di dunia. Kode ini berisi 282 pasal yang mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat Babilonia, termasuk hukum pidana, perdata, dan agama. Kode Hammurabi menjadi dasar hukum yang berlaku di Babilonia dan memberikan kestabilan politik dan sosial bagi negara tersebut.
Pada masa pemerintahan Hammurabi, Babilonia juga menjadi pusat kekuasaan politik dan ekonomi di wilayah Mesopotamia. Kota ini memiliki sistem irigasi yang canggih, yang memungkinkan pertanian berkembang pesat dan menghasilkan surplus pangan. Selain itu, Babilonia juga menjadi pusat perdagangan, dengan jaringan perdagangan yang mencapai hingga ke wilayah India dan Persia.
Setelah masa kejayaan Hammurabi, Babilonia mengalami masa-masa sulit. Pada abad ke-16 SM, kota ini jatuh ke tangan bangsa Het, yang kemudian digantikan oleh bangsa Kass. Namun, pada abad ke-12 SM, Dinasti Kedua Isin berhasil merebut kembali kekuasaan di Babilonia dan memulihkan kejayaannya.
Pada abad ke-6 SM, Babilonia mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Nebukadnezar II. Nebukadnezar II adalah seorang raja yang ambisius dan berhasil memperluas wilayah kekuasaan Babilonia. Ia membangun berbagai bangunan megah, termasuk Istana Ishtar dan Taman Gantung, yang menjadi salah satu Keajaiban Dunia.
Nebukadnezar II juga memindahkan ibu kota Babilonia ke kota baru yang ia bangun, yaitu Babilon. Babilon menjadi pusat kebudayaan dan keagamaan di Babilonia, dengan kuil-kuil yang megah dan kegiatan keagamaan yang kaya. Pada masa pemerintahannya, Babilonia menjadi salah satu kekuatan besar di Timur Dekat dan menguasai wilayah yang luas.
Namun, kejayaan Babilonia tidak bertahan lama. Pada abad ke-4 SM, Babilonia jatuh ke tangan bangsa Persia di bawah pimpinan Raja Cyrus II. Meskipun Babilonia berusaha memberontak beberapa kali, namun pada akhirnya bangsa Persia berhasil menguasai wilayah tersebut.
Setelah kejatuhan Babilonia, kota ini tetap menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan di wilayah Timur Dekat. Banyak bangunan dan kuil-kuil yang masih berdiri hingga saat ini, menjadi saksi bisu dari kejayaan masa lalu Babilonia.
Sejarah berdirinya Negara Babilonia adalah cerita tentang kejayaan, kekuasaan, dan kejatuhan. Meskipun hanya meninggalkan jejak-jejak fisik yang terbatas, warisan budaya dan peradaban Babilonia tetap hidup dalam sejarah dunia.
Tinggalkan Balasan